RSS

Karena Cinta Tak Pernah Terkalahkan Oleh Apapun.


Umay dan satria adalah pasangan yang sudah 5 tahun berpacaran. Umay, Wanita yang memiliki wajah cantik natural, berkulit putih,berbadan langsing dan rambut panjang sepunggung dan berasal dari keluarga yang pas pasan. Dan juga satria, lelaki berkulit putih memiliki alis tebal, bibiir yang tipis tubuh yang kekar akibat terlalu banyak bekerja yang mengutamakan otot. Ia juga berasal dari keluarga yang tidak  bisa di bilang miskin dan juga tidak bisa dibilang kaya.
            Sudah banyak sekali asam manis percintaan yang mereka berdua alami. Sampai pada akhirnya satria pun telah meminang umay dan tinggal menunngu hari pernikahan mereka. Tentu saja, umay begitu amat bahagia. Umay tak sabar menunggu datangnya hari pernikahan itu. Karena umay sangat mencintai satria, begitupun sebaliknya. Di saat umay menanti datangnya hari yang sakral itu. Umay mendapatkan kabar buruk. Ayahanda umay mengalami kecalakaan. Telapak kaki kanan ayahnya terluka sangat parah. Dan tentu saja ayah umay tidak bisa berjalan untuk beberapa bulan yang akan datang hingga luka nya sembuh benar. Beban keluarga umay semakin terasa. Ayah yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga harus tergeletak di tempat tidur untuk jangka waktu yang tidak sebentar. Tetapi umay tetap berusaha dan bekerja keras mencari nafkah untuk makan keluarganya.
            Beberapa hari setelah kecelakaan itu terjadi. Ketika umay pulang sesudah mencari uang, umay melihat ada sebuah mobil berwarna putih terpakir di perkarangan rumahnya. Terlihat pula di sana ibunya sedang berbincang bincang dengan seorang lelaki berbadan tinggi dan berkulit putih, menggunakan jas berwarana hitam, celana bahan berwarna hitam, dengan dalaman kemeja berwarna biru muda, juga dasi bermotif biru dongker yang membuat lelaki tersebut terlihat sangat gagah dan mapan.
Masih dalam keadaan hati penuh tanya. Umay pun menghampiri ibu dan lelaki tersebut.
“ibu... siapakah lelaki ini?”
“perkenalkan saya yusuf, apakah kamu yang bernama umay? putri dari bapak ryan wijaya wijaksono? sebelumnya saya sudah minta maaf kepada ibumu, sekarang giliran saya yang meminta maaf kepadamu. Saya orang yang tidak sengaja waktu itu sudah menyerempet ayahmu, hingga kaki ayahmu terluka seperti itu dan juga membuat kamu harus banting tulang seperti ini”
“iyaaa....tidak apa apa, mungkin ini memang sudah takdir”
“saya ingin menikahimu umay, saya janji akan memberikan semua yang kamu dan keluargamu butuhkan, sebagai ungkapan minta maaf saya, tolong terima saya umay, saya tidak ingin hidup dihantui dengan rasa bersalah seperti ini, mungkin hanya dengan aku menjadi suami mu, baru aku akan merasa lega.”
“tetapi aku sudah..aku sudah memiliki kekasih”
“tolong umay kamu pikirkan lagi matang matang, sekali lagi sungguh aku berjanji akan memenuhi semua apapun yang kamu dan keluargamu butuhkan”
“baiklah berikan aku waktu, tapi tetap aku tidak berjanji akan menerimamu”

“baiklah tiga hari cukup kan? Ku harap kamu menerimaku”

Sepulangnya yusuf dari rumah umay. Umay sangat bingung. Jalan mana yang harus ia pilih. Lamaran siapa yang harus ia terima. Satria atau yusuf? Umay  sangat mencintai satria, namun umay berpikir hidup tidak melulu membahas tentang cinta. Bagaimana jadinya nanti jika ia tetap bersama satria. Bagaimana jika ia tetap menikah dengan satria lelaki yang hidupnya juga pas pasan yang tidak jauh beda dengan kehidupan umay, bagaimana kelak kehidupan ayah, ibu dan adik adik nya. Dan jika ia bersama yusuf, umay berpikir kelak umay pasti hidup dengan keadaan yang menjadi serba terpenuhi, keadaan yang tidak seperti sekarang, keadaan dimana ia tidak perlu pusing pusing untuk mencari uang demi sesuap nasi setiap harinya. Tentu saja yusuf akan membiayai semua kerpeluan sandang serta pangan umay dan keluarganya nanti. Tapi, apakah bisa ia hidup dengan seseorang yang tidak ia cintai sama sekali. Bahkan seseorang yang tidak ia kenal sebelumnya. Umay bahkan tidak tahu bagaimana sifat dan perilaku yusuf diluaran sana. Semua itu tentu membuat umay semakin bingung. Tiap hari umay tak henti hentinya berdoa. Umay juga selalu meminta pendapat dari ibu dan ayah nya. Namun, ayah dan ibunya sudah memberi kewenangan terhadap umay. Kini semua keputusan ada ditangan umay,keputusan hak untuk memilih jalan mana yang akan umay pilih.
Mengetahui kekasihnya dilamar oleh seorang lelaki yang kaya raya. Satria hanya bisa pasrah dan berusaha merelakan umay. Jika nanti umay memang benar benar lebih memilih lelaki kaya itu ketimbang dirinya. Ia rela, ia ikhlas, ia berusaha berlapang dada. Asalkan umay tetap hidup dalam kebahagiaan, meski ia tidak dapat mendampingi umay lagi. Satria tetap berusaha bahagia melihat umay bahagia dengan lelaki pilihannya.
Tiga hari berlalu, kini waktunya umay untuk memutuskan jalan mana yang akan ia pilih, keputusan apa yang akan ia ambil dan lamaran siapa yang akan ia terima. Sengaja satria juga ia undang pada hari itu bersamaan dengan hadirnya yusuf lelaki kaya raya itu. Dengan hati yang penuh gemetar. Satria berusaha menyembunyikannya dan tetap mendengarkan apa  yang akan kekasihnya ucapkan itu kata perkata.
“sebelumnya aku minta maaf. Aku harap keputusan yang aku ambil ini kelak tidak akan
Membuat salah satu dari kalian sakit hati. Tolong jadikan ini sebagai pengalaman bagi kita
Masing masing”
Satria dan yusuf pun mengangguk tanda mengerti.
            “yang aku terima lamarannya. Dan yang akan mendampingi aku untuk hari ini esok dan
            Sampai maut menjemputku. Lelaki yang kupilih untuk menjadi ayah dari anak anakku nanti.
            Bismillah ia adalah satria” tak terasa air mata umay mengalir deras.
Satria senang sekaligus terharu mendengar jawaban dari kekasihnya itu. Dan yusuf hanya tersenyum simpul mendengar jawaban dari umay.
            “saya berterimakasih kepadamu yusuf. Saya kagum dengan sikap kamu yang penuh
            Tanggung jawab. Bahkan kamu sampai berani mengambil resiko untuk menikahi saya, yang
            Kamu tidak tahu sifat dan perilaku saya seperti apa. Saya sangat berterimakasih atas sikap
            Tanggung jawabmu yang sangat luar biasa”
            “iyaa tidak apa apa umay.. jika itu yang kamu pilih aku juga merasa lega dan ikut merasa
            Bahagia, semoga dia yang kamu pilih dapat membahagiakan mu umay,
kalau begitu aku pamit pulang umay”


Setelah kejadian itu, dua bulan kemudian umay dan satria melangsungkan ijab qobul. Tidak ada acara pesta maupun hiburan. Hanya ada acara makan makan bersama keluarga besar saja. Satria dan umay sudah merasa sangat senang.
Setelah menikah umay dan satria bekerja sangat keras tidak lupa disetiap penghasilan nya selalu mereka sisihkan untuk menabung. Sampai pada akhirnya mereka dapat membeli tanah 3 hektar dari hasil tabungannya selama 2 tahun pernikahan. Kemudian tanah itu mereka tanami dengan bibit kelapa sawit. Dengan luas tanah 3 hektar mereka tiap harinya berkebun disana. Tanpa ada rasa lelah sedikitpun. Bahkan umay semakin mencintai satria. Begitu pula sebaliknya. Rasa lelah yang tiap kali muncul ketika berkebun selalu hilang saat masing masing dari mereka saling memancarkan senyum bahagia. Senyum yang tiada harganya. Senyum yang tidak dapat di beli oleh apapun. Senyum tulus dari mereka yang saling mencintai.


5 tahun berkebun dengan keringat yang sedemikian rupa keluar dari tubuh mereka. Akhirnya perkebunan kelapa sawit umay dan satria mulai menunjukan hasil.  Dan setiap kali panen, keuntungan yang mereka dapatkan selalu umay tabung dan umay simpan dibank. Satria yang sangat mempercayai umay. Wanita yang dulu hingga sekarang ia cintai. Ia percayakan untuk mengatur seluruh keuangan perkebunan kelapa sawit mereka. Tentu saja umay melakukan nya dengan sangat senang hati dan penuh tanggung jawab.
Setahun kemudian, umay dan satria mulai menambah tanah baru untuk perluasan kebun sawit mereka. Lalu  umay dan satria mulai memperkerjakan warga sekitar untuk bekerja di perkebunan sawit mereka. Karena umay dan satria tentu saja sudah tidak sanggup jika harus berkebun hanya berduaan saja. Belum lagi, umur umay dan satria semakin bertambah tua setiap tahunnya. Tentu tenaga yang umay dan satria miliki tidak sekuat dulu lagi.
Keberhasilan kebun sawit umay dan satria tentu tidak bisa diraih begitu saja tanpa adanya kerja keras dan saling dukung, serta adanya cinta diantara mereka yang selalu menguatkan satu sama lain ketika mereka mulai lemah. Karena cinta, Cinta yang membuat  mereka saling melengkapi. Cinta juga yang membuat mereka saling bahu membahu untuk meraih hidup yang lebih baik. Hidup yang tidak seperti dulu. Hidup yang setiap harinya harus memikirkan dari mana mereka harus mendapatkan uang hanya untuk sesuap nasi.
Di sela sela satria sedang membantu pegawai nya merawat kebun sawit. Umay melihati satria dari kejauhan. Ketika satria menoleh ke arah umay. Satria melihat umay sedang senyum senyum sendiri. Kemudian satria lekas menghampiri umay.
“hey... ko kamu senyum senyum sendiri bun”
“...........................................” umay masih tersenyum lalu memeluk satria.
“ih bunda malu sama pegawai yang lain...”
“tidak apa ayah, biarkan mereka tahu aku sangat bahagia bisa memiliki mu, biarkan mereka
Juga tahu kalau aku tidak pernah menyesal karena sudah memilih mu sejak hari itu”
“memilih ku ketimbang yusuf maksudmu?” tanya satria menggoda umay
“hemmm iya tentu saja” jawab umay penuh keyakinan.

Ya, kekhawatiran umay waktu itu salah. Kekhawatiran umay akan tetap hidup pas pas bersama satria ternyata salah. Umay mungkin lupa. Bahwa tidak ada satupun yang bisa mengalahkan kuatnya cinta mereka. Cinta umay ke satria dan cinta satria ke umay.
Harta mungkin bisa hilang tanpa jejak. Tapi cinta, cinta tidak mungkin bisa hilang begitu saja. Karena cinta terletak dihati manusia. Di suatu bagian terpenting di dalam organ tubuh manusia. Karena cinta membuat mereka bisa jauh lebih kuat. Karena cinta membuat mereka jauh lebih bijaksana. Dan karena cinta juga yang mampu membuat mereka lebih berani. Berani untuk lebih memilih cinta satria daripada harta yusuf. Ya, Cinta mereka tidak akan kalah dengan harta yusuf yang menjanjikan pada waktu itu. Harta yusuf yang menggiurkan umay pada waktu itu. Dan harta yusuf yang sudah menguji seberapa besar cinta umay kepada satria. Dan cinta satria kepada umay

.
            Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti kompetensi menulis cerpen “Pilih mana: Cinta Atau Uang?” #KeputusanCerdas yang diselenggarakan oleh www.cekaja.com dan Nulisbuku.com 

hebatnya sang bapak part II Newpost edisi hari ayah.

Bapak Gua Penenang hati Banget.
Bulan ini bulan yang awkward banget. Bulan dimana pemasukan gua nambah. Dan tanpa gua sadari pengeluaran gua juga udah banyak banget. Gua udah beli 2 buku pas acara meet n great. Gua beli celana. Gua beli kebutuhan bulanan. Bayar seminar. Dan bayar buat nanti uts. Gua bingung baru seminggu-an pundi pundi uang itu masuk dompet gua. Pas gua e-ngeh ternyata Cuma tinggal berapa lembar doangan. Semuanya udah gua distribusiin buat bayar apa aja. Dan setelah diitung itung duit gua tinggal 100 ribu kurang. Gua harus bertahan dengan duit segitu. Gua harus muter otak gimana caranya duit segitu bisa nyelametin gua sampe bulan depan.
Belom lagi duit seragam anak anak pengajian segala dititipin ke gua. Gua juga baru sadar kalo duit seragam itu ga ada di dompet gua. Gile duit 150ribu ilang. Dan itu bukan duit gua. Gua terpaksa harus ganti. Dan keadaan lagi kayak gini banget. Sampe pada akhirnya hati ga tenang banget kalo belom cerita. Di perjalan pulang kerumah dari kampus. Gua cerita ke bapak gua.
                “pak tau ga duit anis sisa berapa?”
                “hemm....200 ribu”
                “arrgghhhh.....bapak”
                “hemm..100 ribu”
                “arrgghh... kok tau sih pak. Duit anis tinggal segitu”
                “iya udah gapapa nanti juga bulan depan dapet lagi kan”
“hemm iya... tau ga sih pak anis bulan ini beli buku sampe 3, belom lagi duit seragam pengajian yang di anis 150ribu ilang pak, ilang sama catetan nya juga, kayaknya jatoh deh pak”
“yaudah emang takdirnya gitu kali, entar juga ketemu kalo masih rezeki mah, bapak juga gitu duit ilang ikhlasin, entar juga ada aja ganti nya kalo kita ikhlas”
“iya kali yak pak, emang takdirnya anis harus ganti gitu kali ya?”
“Nah iya”
Intinya mah gua sadar kalo gua kurang sedekah. Sampe pada akhirnya duit yang bukan punya gua, harus ilang di dompet gua. Dan mau ga mau gua harus tanggung jawab. Kata bapak gua harus ikhlas. Ini takdir. Ini jalan allah.  Dan gua juga harus rajin sedekah.
Setelah cerita ke bapak, hati gua lega. Hati gua kayak tenang gitu. Padahal pas cerita gua takut di bilang teledor. Takut di omelin pokoknya mah. Dan  ternyata gua lupa. Kalo bapak gua hati nya kayak mailakat . malaikat tanpa sayap.


SELAMAT HARI AYAH UNTUK SELURUH AYAH TERHEBAT DIDUNIA. Khususnya untuk ayah yang gua panggil bapak. yang selalu mencintai gua tanpa mengharapkan apapun. bapak yang selalu ada buat gua. ngedukung semua mimpi mimpi gua. selalu bikin gua ketawa. ana uhibbu ilaika ya abiii. saranghae. i love you full dad. cuma ini kado yang bisa anis kasih di hari yang spesial ini. cuma coret coretan biasa yang masih ancur. tapi bapak pasti tau. sebesar apa cinta anis buat bapak. selamat hari ayah pak.
Bapak gua kagetan.
Masih di perjalanan menuju rumah, masih di atas motor yang sama, dan masih bapak gua yang nyetir motorya. Setelah cerita tentang duit yang ilang tadi. gua sama bapak gua sampai pada tingkungan tajam, yang punya tiga arah. Sebut saja pertigaan. Biasanya bapak gua ambil arah kanan. Ini gak tau kenapa bapak gua mau ambil arah kiri. Dan dari arah kiri. Dari arah berlawanan itu. Ada dua sepeda yang dinaiki anak anak kecil. Sepeda mereka lepas kendali. Sepeda yang ada di sebelah kanan, kayak mau ngambil arah ke kiri, sepeda yang satunya lagi disebelaah kiri, malah mau ambil arah kanan. Muka anak anak itu kayak panik semua. Di tambah lagi. Itu jalan turunan gitu. Sampe pada akhirnya bapak gua nge-rem mendadak. Dan dua sepedah itu bertabrakan, lalu menabrak motor bapak gua. Dan mereka jatuh di depan motor bapak gua. bapak gua turun dari motor. Dan kata kata pertama kali yang keluar dari mulut bapak gua, setelah turun dari motor.
                “Buseng dah gua ditabrak bocah”
Gua ditabrak bocah. Gua di tabrak bocah....bocah...bocah. njirrr gua ngakak ngeliat bapak gua ngomong kayak gtu. Dia berasa lemah banget di tabrak bocah gitu. Ekspresi mukanya bapak gua yang kagetan itu ga bakal gua lupa. Gua emang jahat banget, gua malah ketawa tawa. Sedangkan bapak gua lagi ngebangunin sepeda sama bocah bocah yang masih sok gara gara nabrak motor bapak gua.
“neng bangun neng.. buseng dah neng motor gua lu tabrak neng..bangun neng bangun.. nih sepedanya pegang nih neng..”
“pak itu pak bondunya jatoh” kata gua sok peduli padahal gua masih dalam keadaan ketawa.
“ambil neng.. bondunya ambil... nih sepedanya nih neng.. udah neng bangun dah”
Kemudian gua sama bapak gua melanjutkan perjalanan, diperjalanan kita masih cerita tentang tadi.
                “Untung ga ada orang pak”
                “untung bocah, kalo orang gede mah, bapak omelin nis”
“yeuuhhh gegayaan banget bapak, maksud anis tuh. Kao ada orang yang liat. Pasti kita pak yang di salahin, padahal  yang nabrak bocah nya”
                “iya nis ya”
                “nah iya kan”


Pengalaman Berharga.

Hari ini hari minggu, sepulang kuliah tadi. Gua langsung prepare buat kondangan ke acara resepsi nikahan temen sekelas waktu di SMA. Kita kumpul di rumah bu ayu. Wali kelas kita waktu kelas 12. Setelah semuanya kumpul, kita langsung otw ke tkp. Selesai makan dan foto bareng. Kita berencana buat ga langsung pulang. Sebagian temen temen yang lain udah pada pulang duluan. Sedangkan gua, iwan, ridho, ade, diki, ridwan, ica dan quen punya rencana buat pergi ke komedi putar Cuma buat naek kora kora. Berhubung gua nebeng sama iwan gua Cuma manggut manggut aja. Kita berdelapan pun otw ke komedi putar.
Pertama gua sama iwan yang memimpin jalan. Kemudian di pertigaan permata. Gua sama iwan paling terakhir. Sehingga gua sama iwan malah ambil jalan yang berbeda dari temen temen gua. ya btw, gua kelewatan itu. Gara gara lagi asik ngobrolin masa masa kelas 10 yang masih pada culun. Masa masa iwan jadi anak baru. Dan cerita tersebut sukses bikin kita ga engeh kalo yang lain pada belok kiri sedangkan kita lurus ke depan. Sampe salah satu temen gua nelpon tapi gua abaikan. “selow wan gua tau jalan nya” kata gua dengan mantap.
Gua dan iwan pun berbalik arah. Dan belok mengikuti arah teman teman yang udah lebih dulu di depan. Gua bingung kenapa jalanan macet gini. Aargghhh fak ini bagian sedih gua bingung nyeritain nya. Okeh okeh lanjut. Gua liat di depan gua ada mobil yang ga henti hentinya meng klakson seseorang di depan nya. Dan ya, seseorang itu yang membuat macet jalanan. Apakah orang itu sedang berdebus? Apakah orang itu sedang membuat kehebohan? Apakah seseorang tersebut sedang maen catur dijalan? Dugaan dugaan tersebut tentu bukan dugaan yang tepat. Ya, yang sebenarnya terjadi adalah ada seorang kakek kakek yang berjalan dengan sangat rentan, sambil membawa karung yang terisi oleh botol botol minuman bekas. Belum lagi tangan yang tak henti untuk berpegangan. Hanya untuk sekedar menguatkan gerak kaki nya. namun tidak ada yang bisa dia raih dan di pegang. Lantas, bagaimana bisa seseorang yang berada dibelakang nya yang mengendarai sebuah mobil berwarna silver. Untuk tidak mempunyai rasa kasihan sedikitpun, bahkan setidak tidaknya mempunyai rasa sopan dengan cara bersabar dan menunggu kakek tersebut untuk berjalan ke arah pinggir jalan. Betapa lucunya negeri ini. Ketika semuanya bisa terjadi karena hanya kakek tersebut bukan siapa siapa. Ketika uang sudah merubah segalanya maka hati hati lah dengan hati.
Gua yang ngeliat kejadian itu ga tega. Sampe gua menutup mata gua dan ngumpet di punggung iwan karena gua emang bener bener ga mau liat kejadian itu.
“wan bantuin wan kasian wan”
“ih iya nis ya, tapi gimana ini? Bantuin nih nis?”
“iya wan seriusan bantuin bawa karung nya gih wan, kasian wan”
“terus gimana ini gua bingung?”
“Yuadah gua tunggu di warung, lu anterin kakek kakeknya ya?”
“oh yaudah ya lu tunggu di sini ya, nih helm gua pegangin nis”
Gua pun turun dari motor sambil megangin helm nya si iwan. Dan iwan menghampiri kakek tersebut.
“kong ayok naek, saya anterin pulang” kata iwan yang suara nya sangat jelas terdengar dari jarak 2 meter.
 Tapi kakek tersebut terlihat menghindari iwan dan enggan menaiki motor iwan. Gua pun menghampiri mereka. Sampe pada akhirnya kakek mau naik ke motor iwan. Gua pun membantu beliau untuk menaiki karungnya ke tengah tengah motor iwan. Sebelum iwan dan kakek pergi. Ada abang abang bakso ngasih nasi bungkus buat kakek. Katanya buat makan. Ga jarang orang di sekitar situ malah ngeliatin gua iwan kakek dan tukang baso. Setelah itu iwan berlalu. Dan gua nunggu di warung.
Ke 6 temen gua yang lain udah pada sampe dan sms gua
 “lu sama iwan udah dimana?”
Pertama gua ngirim sms ke ade begini “ada skandal, bentar yaakkkkk Jgua masih selaw karena iwan baru pergi. Sekitar 10 menitan iwan ga ada kabar, firasat gua ga enak. Gua sms ridho sama ade kayak gini
“tadi waktu dijalan. Jalanan macet. Ada kakek2 bawa barang bekas. Gua sama iwan ga tega. Sekarang iwan lagi nganterin kakek2nya. Gua nunggu di warung depan sekolah putra darma”
berharap mereka langsung bilang “oke gua kesitu” eh si ade malah bales “yaudah sabar tungguin nis” sue emang dah. Abis itu gua nelponin iwan sambil sms “ wan gimana?udah dimana?” 
5 menit kemudian iwan bm gua
“nis gua keder ini nganterin nya, engkongnya nggak tau alamatnya, katanya dimangun jaya gang amal deket mushola lo tau nggak”
 firasat gua makin ga enak. Gua takut kakeknya pikun. Dan lupa arah rumahnya. Gua panik. Gua nelponin iwan tapi ga diangkat. Gua lanjut nelpon ke 6 temen gua. gua nelpon ridho. Pas gua lagi nelpon ridho, iwan dateng dan masih sama kakek2 yang tadi. Gua langsung nyamperin iwan. Sambil terus nunggu jawaban telpon dari ridho. Sampe pada akhirnya telpon gua di jawab ridho.
“nis lu dimana”
Tanpa menjawab pertanyaan ridho gua langsung nyamber.
“lu sekarang ke depan putra darma. Tempat tadi yang belokan pertama, semua cowok pokoknya ke sini semua cepet. Ntar gua jelasin!” kata gua serius banget sampe iwan manggil gua aja, gua bilang bentar wan.
Gua ajak ngobrol kakeknya, sambil sesekali memahami apa yang diomongin kakek tersebut. Karena suara dan pelafalan kakek sudah tidak jelas, harus dengan kesabaran agar bisa mengerti apa yang kakek maksud.
Beberapa menit kemudian temen temen gua nyampe. Gua langsung jelasin semuanya. Dan kami langsung membagi posisi motor. Iwan ganti naek motor ridwan yang matic karena motor iwan satria fu kasian kakeknya pegel harus duduk nungging dan berat  kalo harus megangin karungnya sepanjang jalan. Gua sama diki naik motor iwan. Ridwan sama ridho. Dan ica ade dan quen terpaksa naek motor bertiga. Dan kita jadiin sebagai penanya jalan nanti di setiap ada orang. Setelah kami mengatur strategi. Kami berjalan konpoi dan sangat pelan dan perlahan. Tiba tiba kakek menunjuk salah satu gang. Oke kami menyelusuri gang yang kakek tunjuk tadi. Ketika memasuki gang yang kakek tunjuk. Seolah kakek kayak beneran tau kalo itu gang ke arah rumah dia. sampe pada akhirnya kita nanya ke seorang ibu. Ibu ibu ini jutek banget, dia ngasih tau, seakan akan dia kenal sama kakek itu dan tau rumahnya. Dia bilang rumah kakek itu di perumahan ga jauh deket rumah dia. dengan info dari ibu ibu itu. Kita langsung ngikutin arahan ibu ibu tadi. Tapi kenyataan nya kita ga nemu apa yang tadi ibu ibu jutek itu jelasin.
Gila, di sini gua sama temen temen gua mulai emosi sama takut juga ga ketemu nantinya. Gua ga tau udah berapa orang yang udah kita tanya yang barangkali bisa ngasih petunjuk. Dan kali ini kita ketemu ibu ibu yang baik banget. Pertama waktu kita nanya ke ibu ibu baik ini, kita dikira mau nyari tempat orang hajatan, ga tau nya kita mau nanya apakah ibu kenal atau tidak dengan kakek yang sedang kita cari rumahnya. Kemudian ibu ibu baik itu menghampiri kakek, dan berusaha bertanya tanya “engkong rumahnya dimana kong” komunikasi antara ibu ibu baik sama kakek ini berlangsung sekitaran 10 menit, gua salut banget sama ibu ibu ini, sampe mau nerjemahin apa yang engkong2 maksud, akhirnya ibu ibu baik ini menyimpulkan kalo rumah kakek ada dimangun jaya setelah pom bensin nanti tinggal nanya aja gang amal di sebelah mana.
Berbekal info dari ibu ibu baik tersebut, kita langsung melanjutkan perjalanan. Di perjalanan, gua ngeliat kakek senyum senyum terus sama gua, sampe temen temen pada ngeledekin kalo gua cucunya. Salut, kakek masih bisa senyum senyum dan bener bener kayak ga ada beban. Sedangkan kita yang ngebantu dia nyari rumahnya malah paniknya bukan main.
Diperjalanan menuju mangun jaya, gua mikir “ah masa sih rumahnya di mangun jaya, kok jauh banget dari tempat tadi ketemu kakek pertama kali”
gua mulai was was, gua takut kalo ga bakal ketemu sama rumah kakek, nanti bakalan gimana? Masa kita nurunin dia lagi ditempat pertama ketemu? Kan ga lucu.
Setelah melewati perjalanan yang lumayan jauh. Kami bertemu sama patokan yang tadi di jelaskan ibu bu baik. Ya kita ketemu pom bensin mangun jaya. Di situ kami nanya ke tukang ojek “dimana gang amal?” tukang ojeg itu ngasih arahan kalo kita harus ambil kiri, dan kembali menyelusuri jalan raya, sampe pada akhirnya kita bertanya kembali sama orang yang lagi pada duduk di depan toko. Ketika temen gua lagi nanya sama abang abang yang lagi pada duduk di depan toko, gua liat kakek itu tepuk tepuk tangan, kayak orang lagi seneng banget gitu, gua bingung, gua makin bingung. Setelah mendapat kan info dari abang abang. Kami mula menstrater motor motor kami, ketika motor mulai berjalan, tiba tiba abang abang yang tadi berteriak.
“eh lah itu aki aki mao di bawa kemana?”
“abang kenal? Ini kita mau nganterin ke rumah nya, tadi ketemu di putra darma”
“iya itu rumahnya bener di gang amal, situ tuh masuk gang itu, ntar deket mushola” sambil menunjuk ke gang yang tepat di depan kita.
Sampe pada akhirnya abang abang itu lah yang mengantarkan kita sampe di rumah kakek tersebut.
Pantesan tadi kakek tepuk tangan kayak orang kegirangan banget, mungkin maksudnya kakek kenal sama abang abang itu.
Kita semua ngerasa lega banget, ketakutan ketakutan kita akhirnya tidak terjadi. Gua ngerasa kayak agen agen yang abis nyelesain suatu masalah, sumpah bahagia banget rasanya. Dirumah kakek itu, kita ngobrol ngobrol sama nenek istri kakek tersebut. Dan ternyata bener, kakek Cuma tinggal berdua sama nenek. Kakek ga punya anak. Ternyata kakek ini udah ga pulang 3 hari, nenek bahkan baru aja pulang buat nyari kakek. Sampe nenek jatuh dan ngerasa sakit di bagian kaki kirinya. Nenek nangis di depan kita. Membayangkan betapa bahagia nya jika mereka dikaruniai seorang anak. Nenek dan kakek dari muda hingga setua ini, Cuma dapet penghasilan dari botol botol bekas. Kalo mereka ga nyari botol botol bekas. Mereka ga punya uang. Belum lagi botol botol bekas di sekitaran rumah nenek sudah sulit untuk di temukan, sehingga harus berjalan lumayan jauh buat bisa nemuin botol botol bekas tersebut. Dan itu penyebab kakek hilang 3 hari.
Mungkin kakek masih ngerasa punya tanggung jawab. Dia ngerasa “gua harus nyari duit gua harus nutur, gua ga boleh Cuma diem di rumah” tapi kenyataan nya keadaan udah beda, kakek udah pikun, ga bakal bisa inget jalan pulang lagi. Entah selama 3 hari itu kakek makan dan tidur dimana? Bayangkan seorang kakek tua rentan, yang jalan nya saja sudah sangat sulit, juga penglihatan dan bicara yang sudah tidak jelas lagi. Harus berada di luar rumah selama 3 hari sendirian. Sambil terus berharap kalo dia bisa nemuin rumahnya. Setelah ngobrol ngobrol dan mendengarkan keluh kesah nenek tentang kakek. Kami berpamitan untuk pulang.

Subhanallah walhamdulillah walaillahaillallah wallahuakbar. Banyak pengalaman yang khususnya buat gua pribadi. Ternyata tindakan kecil yang kita lakuin itu sangat membantu buat mereka semua. Coba deh mulai sekarang peduli sama hal hal kecil yang ada di sekitar kalian. Jangan jadi orang yang Cuma cari aman. Sampe kapan kita harus tutup mata dan telinga kita? Sampe kapan? Bahkan kita ga tau kapan umur kita di ambil? Dan coba, ayok sama sama kita bagi kebahagian kita sama mereka. Apa sih yang kalian maksud bahagia? Update di sosmed kalo kalian lagi bahagia? Itu yang namanya bahagia? Jangan pernah bagi kebahagiaan kalian di sosial media, karena itu ga pernah ada untung nya buat si pembaca, malah akan menimbulkan ke dengkian. Dan rasa iri serta benci. Padahal mungkin maksud kalian ga kayak gtu, ayok mulai sekarang jangan bagi kebahagiaan kalian di sosmed, tapi bagi caranya mendapatkan kebahagiaan itu, biar kita semua bisa bahagia bareng bareng. Gua bukan nya mau menggurui atau gimana, tapi Cuma mau berbagi apa yang gua tau. Kebenaran Cuma milik Allah SWT, letak gua Cuma manusia yang banyak salah, banyak banget malah kesalahan gua mah. Oke, gua cukupin tulisan gua kali ini. Semoga bermanfaat buat kita semua. Amin.

Berasa Pahlawan Banget.

Kali ini gua lagi main sama 2 temen gua. yang satu sih sahabat gua banget. Sekaligus temen sebangku gua. namanya jejeh. Yang satu lagi temen yang akhir akhir ini jadi suka nimbrung main bareng sama gua sama jejeh. Nama panggilan nya ipeh. Entah kenapa dia jadi suka nimbrung main sama gua sama jejeh? Jangan jangan dia jadi mata mata buat ngawasin semua yang gua lakuin sama jejeh? Iya, jangan jangan dia dektektif?
Oke lanjut. Bel berbunyi tanda untuk istirahat. Kita bertiga langsung menuju kantin. Terik matahari pagi itu cukup membuat dahaga di tenggorokan kita. Lho kok bahasa gua jadi baku gitu? haha. Iya seriusan. Pagi itu matahari beneran bikin kita haus. Bikin kita pengen minum yang seger seger gimana gitu. Kita ke kantin cari minum. Bukan cari sih, tapi beli.
Waktu jalan menuju kantin. Kita ngobrol ngobrol gtu. Sampe pada akhirnya kita sampe di depan kantin. Dan kita berhenti. Oh ya gua mau ngasih tau. Jadi di samping kantin gua itu. Ada koperasi sekolah gua. iya tepat di samping kantin. Malah hampir satu jajar sama kios kios yang ada di kantin. Koperasi di sekolah gua ini tempat nyimpen barang barang sekolah. Kayak baju seragam, topi, dasi, celana, rok, jilbab yang masih baru semua. Yang nantinya bakal di pake buat dedek dedek gemes yang jadi peserta didik baru di sekolah gua. tapi ga tau kenapa semua seragam baru itu ada di luar koperasi, terus posisinya berantakan banget. Belum lagi, gua jeje sama ipeh ngeliat beberapa adek kelas lagi masuk masukin salah satu baju yang ada di koperasi ke dalam plastik. Ada juga yang lagi nge-pas nge-pasin ke badan nya. Ada juga yang milih milih baju. Itu koperasi berasa jadi toko baju. Dan mereka pembelinya. Di sini gua jeje sama ipeh mulai merasa ada yang ganjal.
Oke. Setelah melihat kejadian itu. Gua jeje sama ipeh mencari minum. Setelah dapet minum. Gua jeje sama ipeh lewat depan koperasi lagi.
“eh kita bilangin guru yuk, ih itu mereka mau ngambil seragamnya tau” kata ipeh yang dari tadi emang dia yang paling heboh ngeliat kelakuan dedek dedek gemes di depan koperasi itu.
“ih iya iya ayuk peh kita bilangin guru” kata si jejeh ikut ikutan heboh.
Gua yang lagi asik minum es sih diem aja. Sekalian pengen tau juga. Mereka beneran bilang apa Cuma ayuk ayuk doang. Pas nyampe depan ruang guru. Jeje ama ipeh beneran masuk ruang guru. Dan akhirnya gua ikutan masuk. Di dalam ruang guru kita langsung nyari wakasek kesiswaan. Setelah kita ketemu wakasek kesiswaan. Kita bilang kalo ada anak yang ngambilin baju dikoperasi. Setelah itu kami kembali ke kelas.
Di kelas, gua mainin hape sambil ngadem di bawah AC. Belom lama gua ngadem. Tiba tiba bu erna ke kelas gua. Dia nanyain gua ke temen temen gua. dan gua Cuma ngeliatin dari bangku.
“anis mana anis? Anis mana anis?” sambil nanya ke temen gua.
“itu bu, si anis” kata temen gua. sambil menunjuk ke arah gua.
Gua Cuma senyum senyum.
“anis, ayok ke ruang guru ikut ibu”
“ngapain bu?”
“udah ayok buru”
“iya bu bentar nyari jeje sama ipeh dulu” kata gua sambil panik nyari jeje sama ipeh.
Bu erna pun keluar kelas. Dan gua nanya nanya ke anak anak kelas dimana keberadaan jeje sama ipeh. Belum selesai nanya jeje sama ipeh dimana. Bu erna balik lagi ke kelas gua.
“anis ayok buru ke ruang guru”
“ iya bu iya jeje sama ipeh belom ketemu”
“udah ayok buru” kali ini bu erna maksa banget.
Akhirnya gua ngikut di belakang bu erna. Gua berasa tahanan yang mao di bawa ke ruang sidang. Faaakk. jeje sama ipeh yang punya ide. Jeje sama ipeh yang ngelapor. Kenapa gua yang di panggil. Kenapaaaaaaaaaaaaaa? Paaaaa Paaaaa....... *ceritanya suara gua bergema*.
Sebelum sampe ruang guru. Gua ke klinik sekolah dulu. Di klinik sekolah lagi ada test buta huruf buat kelas 12. Kali aja jeje sama ipeh ada di sana. Gua masih ga rela kalo harus ke ruang guru sendirian. Jeje sama ipeh harus ikut. Dan ternyata bener jeje sama ipeh ada di klinik.
                “peh ayok peh ke ruang guru di panggil bu erna”
                “ngapain?”
                “ga tau peh, ayok apa peh buru.”
                “gua lagi test buta huruf, lu aja deh, lu kan udah test”
Oke ipeh ga bisa ikut gara gara lagi test. Harapan gua tinggal jejeh.
                “Jeh buruan jeh ke ruang guru. Di panggil bu erna”
                “ih ngapain ah nis, ah gua takut nis, ga mao ah” kata jeje sambil masang muka melas.
                “ih ga tau jeh, ayok dong jeh masa gua sendirian, plis jeh” kata gua sambil masang muka lebih melas dari jeje.
                “ah ayo dong jeh”
                “gamao ah nis takut”
                “ah ayok dong jeh”
Faaakk jejeh kekeh ga mao ikut. Gua emosi. Gua ninggalin jeje sambil masang muka bete. Sumpah gua bete banget. Gua murka banget sama jeje sama ipeh. Gua pengen ngutuk mereka jadi sendok sama garpu. Gua kesel,  gua emosi, gua juga takut di apa apain sama guru guru di kantor. Gua takut di bawa ke ruangan gelap yang Cuma ada satu lampu. Terus gua di kelilingin sama guru guru kiler yang bentak bentak gua, sambil gebrak gebrak meja. Aaahhhh khayalan gua tinggi banget. Gua makin takut.
                Gua melangkah ke ruang guru dengan perasaan yang campur aduk. Sesampainya diruang guru. Gua di suruh duduk. Dan gua di kerumunin guru guru cewek.
                “itu tadi gimana nis ceritanya, masalah baju di koperasi, kamu ngeliat mereka ngambil bajunya?” kata bu erna.
                “jadi gini bu, saya kan mau ke kantin. Terus saya ngeliat ada yang lagi masuk masukin bajunya ke karung, ada yang lagi masuk masukin ke plastik, ada yang lagi pilih pilih baju yang masih bagus, sama ada yang lagi ngepas ngepasin kebadan nya gitu”
                “siapa bu yang mergokin anak anak?” kata bu noor.
                “ini bu, si anis yang mergokin” jawab bu erna.
                “oh anis yang mergokin”
“ itu kok orang kantin ga ada yang lapor ke kita bu?” kata bu eka.
                “iya bukan nya lapor gitu, itu baju baju sengaja di taro luar dulu, soalnya lagi dikeringin, lagi dijemur, kan kemaren kerendem banjir, ntar kalo udah kering, mao ibu bawa ke laundry” jelas bu erna.
                Gua pun Cuma manggut manggut ngedenger penjelasan bu erna. Di situ juga gua ga banyak ngomong. Kalo ada yang tanya baru gua jawab. Cari aman aja sih gua mah. Daripada salah ngomong. Mending pura pura jadi pendiem aja.
                “itu bu anak anak yang saya pergokin barusan” kata bu noor
Semua mata tertuju pada adek adek kelas yang ada di deket pintu masuk ruang guru.
                “itu baru kepergok barusan bu?” kata bu erna
                “iya barusan, saya ke sana mereka lagi ngambil ngambilin” kata bu noor.
                “astagfirullohaldzim, mereka bukan nis yang kamu liat juga?”
                “bukan bu, ada lagi, kelas 11 bu kayaknya. Saya kenal mukanya tapi ga tau namanya bu”
                “anak ips apa ipa?”
                “ips bu kayaknya, kelas 11 nya”
                “kelas 12 nya ga ada”
                “enggak bu”
                “yaudah nis makasih ya nis, kamu boleh ke kelas” kata bu erna.
                “iya makasih ya nis” kata bu iqoh.
                “makasih bu ustadzah” kata bu eka.
                “untung ada anis yang liat” kata bu erna.
Salah satu guru kayak meluk gua gitu. Gua Cuma bisa bilang “sama sama bu”. Aargghhhh bangga banget gua, seneng juga sih. Rasa emosi yang tadi tuh kayak terbalaskan. Pas gua ceritain semua nya sama jeje. Jeje nyesel gitu.
                “aaaahhh kenapa gua ga ikut ya”

Faaaakkkkk!!! Rasanya gua pengen nendang jeje ampe ke mekkah.

Hebatnya Sang Bapak Part 1

Ada yang deket banget sama ayah ga? Iya deket banget sampe ga ada jarak gitu sama ayah? Pokoknya udah kayak sahabat banget deh? Solid banget? Ada ga? Pasti ada dong diantara kalian.Termasuk gua.  Gua termasuk anak yang deket banget sama ayah. Hemm gua manggilnya bapak sih. Oke bapak aja ya, biar ga canggung. Bapak, seorang laki laki yang ga pernah bikin gua kecewa,  yang ga pernah bikin gua Sakit hati, yang ga pernah bikin gua nangis, yang selalu ada buat gua, yang selalu ngebuat gua lebih tegar di setiap ada masalah, yang selalu ngajarin gua jangan jadi anak manja, jangan jadi anak males, jangan jadi anak yang gampang ngeluh, walaupun gua cewe, gua ga boleh lemah kayak rupiah.
Tapi keren nya bapak gua, dia ngajarin itu semua ga pake cara kekerasan atau bentak bentak atau ngomel ngomel apalah apalah. Dia cukup ngebimbing gua dengan caranya dia. Nih ya gua kasih tau. Bapak gua jarang marah orangnya, gua kadang mikir, hati bapak gua itu sebenernya dibuat dari apa sih? Sabar banget bapak gua tuh.
Bapak Gua Orangnya repot.
Iya, Misalnya kalo gua lagi mau makan, bapak gua yang repot ngambilin sendok, bapak gua yang repot ngambilin air minum di kulkas. Kadang gua Cuma bisa bengong ngeliat bapak gua repot banget. Ya secara gitu, yang mau makan siapa, yang repot siapa. Dan gua Cuma bisa bilang “makasih pak” sambil gua kasih senyum termanis gua. Terus bapak gua seneng deh sambil bilang “iya anis”.
Bukan Cuma disaat makan bapak gua repot. Kalo mau nganterin gua ngampus atau mau nganter gua kemana gitu. Dia juga yang heboh. Misalnya, gua masih pake jilbab, masih ngaca. eh bapak gua udah nangkring di motor aja, terus ngelaksonin gua sambil teriak “anis buruan udah jam berapa ini”. Gileeee dah, gua bingung antara bapak gua saking semangatnya anterin gua atau dia udah bete banget punya anak kayak gua, yang pengen cepet cepetan dia anter pergi. Dan kalo bisa jangan balik lagi. Ya kali gitu. Ada ga sih yang kayak bapak gua gini?
Tapi hebatnya, repotnya bapak gua itu sering banget bikin gua terharu. Kalo jemput gua, dia ga pernah mau anaknya nunggu, dia malah lebih milih kalo dia yang nunggu.
“Nanti pulang jam berapa?”
“Jam 2 pak, nanti anis sms bapak kok kalo udah selesai. Nanti anis tunggu di tempat biasa ya”
“ga usah, nanti bapak berangkat jam 2 kurang seperapat. Biar bapak aja yang nunggu”
Anis mau makan sama apa?
setiap malem, ga ada malem tanpa bapak gua nanya “anis mau makan sama apa?”. Iya setiap malem. Setiap malem bapak gua selalu nanya mau makan sama apa? Pokoknya bapak gua udah hapal banget sama semua makanan kesukaan gua. Kayak misalnya bakso. Bapak gua tau kalo gua Cuma suka makan bakso pake sayuran sama mie putih, ga pake kecap, ga pake mie kuning, pedes tapi ga pake saos, Cuma pake sambel. Tapi sambelnya dibanyakin. Terus nasi goreng. Bapak gua tau, kalo gua suka makan nasi goreng pedes, dan telornya dipisah. Bapak gua juga tau, kalo gua suka nasi padang pake rendang, nasinya setengah porsi, ditambah perkedel sama telur dadar. Bapak gua juga tau gua suka kebab, Mpek mpek, sama soto ayam. Bapak gua juga tau, kalo gua ga suka makan jantung ayam, yang ada di ati ayam. Iya, itu lho yang bentuknya mirip t*tit. Makanya gua ga pernah mau makan itu. Geli. Ah pokonya Bapak gua hatam banget masalah begituan doang mah.
Bapak Gua Orangnya Ge-er-an banget, Bapak Gua seneng banget di bilang ganteng.
Pernah waktu itu ceritanya ada acara ngambil rapot gitu, bapak gua dateng buat ngambil rapot. Kalo urusan sekolahan emang selalu dia. Dia mah hebat. Oke lanjut. Waktu giliran nama gua yang di panggil wali kelas. Bapak gua maju. Entah, apa yang bapak gua omongin sama wali kelas. Gua Cuma bisa liatin dari luar kelas. Biasanya sih bapak gua kalo ngomong sama siapa aja yang ga terlalu deket, apalagi sama wali kelas gini. Biasanya dia bakalan ngomong, dengan omongan yang ala ala orang yang edukatif banget, iya seriusan. Pokoknya bahasanya ditinggi tinggiin gitu. Sambil masang muka stay cool nya. Haseeeek. Terus gua masuk aja ke kelas. Gua penasaran apa yang di omongin bapak gua sama wali kelas. Pas gua ada diantara mereka. Wali kelas gua lagi nanya ke bapak gua.
“ini kakaknya anis?”
“bapak saya ini bu”
“lho masih muda banget pak”
Bapak gua senyum senyum. Di perjalanan sampe rumah bapak gua ga berhenti berhenti cerita soal tadi. Betapa bahagia nya bapak gua, di kira kakak gua, sama wali kelas gua. Wali kelas gua sukses bikin bapak gua ge-er seharian. Hebat.
Gua juga sering baget sih bikin bapak gua ge-er. Gua seneng sih ngeliat bapak gua kalo lagi senyum senyum sambil masang muka stay coolnya, gara gara ge-ernya dia. Gua itu sering banget bilang bapak gua ganteng.
“ih bapak ganteng banget sih pake kemeja”
“ih bapak pake baju koko sama peci itu ganteng banget sih pak”
“Bapak kalo senyum manis banget sih pak”
”Ih bapak otot tangan nya gede banget kayak aderai”
Dan bapak gua Cuma senyum senyum manis sambil masang muka stay cool nya.
Kadang juga gua sering ngasih masukan buat bapak gua.
*lagi diatas motor*
“pak, kemeja nya udah bagus kok malah ditutupin jaket sih pak?”
“Panas nis”
“tapi jaket nya ga keren pak, pake jaket anis aja ya, tapi warnanya pink pak”
“................” bapak gua diem
“bapak mau ga kalo anis beliin helm, biar bapak tambah ganteng kalo pake helm baru”
“ga usah nis”
Padahal kalo emang mao beliin beneran mah, beliin aja kali. Gua mah emang spik spik doang.
Bapak gua kayak doraemon.
Waktu itu gua kelas 2 SD. Sekolah gua deket banget dari rumah. Tapi bagi anak SD kelas dua. Jarak segitu lumayan jauh. Waktu itu, setiap pulang sekolah. Temen temen gua pada dijemput keluarganya. Bagi anak seumuran gua dulu, dan sezaman gua dulu, di jemput keluarga itu berasa keren banget. Dan si nailil temen sekelas gua, dan juga tetangga gua, temen gua pulang bareng. Dia juga tumbenan banget di jemput bapaknya, naik sepeda. Alhasil gua jalan sendiri ga ada temen. Nailil keren dan gua ga keren.
 Waktu bapak gua pulang kerja, gua ngadu sama bapak gua.
“Pak masa kalo pulang sekolah, temen temen anis pada dijemput pak. Tadi aja si nailil di jemput bapaknya naik sepeda”
Berharap bapak gua peka. Kalo gua juga pengen banget di jemput waktu pulang sekolah. Bapak gua Cuma diem. Dan gua makin manyun.
                Paginya gua sekolah seperti biasa. Dan siap siap nanti pulang sendiri lagi. Kalo misalnya nailil di jemput bapaknya lagi.
Sampe pada akhirnya, jam pulang pun tiba. Gua melangkah menuju gerbang sekolah dengan malas malasan. Terdengar dari jauh temen temen gua teriak teriak, seolah ada informasi yang harus gua tau.
                “Nis ada bapak lu nis”
                “Nis bapak lu jemput”
                “Nis lu dijemput”
                “Nis itu bapak lu nunggu lu diwarung depan”
                “Nis bapak lu jemput bawa motor”
                “Nis ada bapak jasim jemput”
Oke yang terakhir sumpah nyebelin banget temen gua. Segala teriak teriak nama bapak gua.
Dalem hati gua masih ga percaya sama omongan mereka. Ah masa sih bapak jemput? Ah masa sih bapak udah di depan? Ah yang bener nih? Bukan nya bapak kerja? Pertanyaan itu semua terjawab, waktu gua ngeliat bapak gua beneran ada di depan gerbang sekolah. Gua seneng banget. Gua langsung nyamperin bapak gua. Terus gua naik motor di jok belakang. Akhirnya gua di jemput. Dan gua sekarang ga kalah keren sama si nailil.



Ini rasa apa?



Ini rasa apa?

                Gak tau kenapa. Walaupun gua udah lulus SMA. Udah beda tempat nuntun ilmu. Udah beda kota. Udah gak satu organisasi. Udah gak bisa ketemu setiap hari. Tapi kenapa gua kok masih aja suka sama dia. setiap gua ketemu dia lagi. Naik motor bareng dia lagi. Ngobrol bareng dia lagi. Ketawa bareng dia lagi. Gua tuh ngerasa “dia milik gua, dia buat gua, dan dia jodoh gua”. gua sebenernya bingung kenapa bisa suka sama orang yang gak suka sama gua. gua tau dia Cuma nganggap gua Cuma “sekedar temen”. Iya gak lebih. Tapi ya gimana. Gua juga gak bisa bohongin perasaan gua. gua nyaman kalo sama dia. gua seneng kalo sama dia. gua pengen bareng bareng sama dia terus.
                Yang selalu gua tunggu itu. Ya main sama dia. walaupun tujuan nya emang bukan buat main. Tapi buat dateng ke ke suatu acara.  Tapi gua seneng. Gua seneng dia jemput gua. gua seneng dia anter gua pulang. Gua seneng ngobrol diperjalanan sama dia. gua seneng. Susah buat pura pura gak seneng kalo lagi sama dia. gua selalu pengen moment itu jadi lebih lama. Iya lama. Kalo perlu. Waktu berhenti dulu gitu. Tapi apalah daya ketika senang hanyalah sekedar senang.
                Gua juga seneng kalo dia tiba tiba sms gua atau bm gua. atau bales sms gua atau bm gua. iya gua seneng. Gua selalu baca ulang sms dari dia. terkesan konyol memang tapi ya ini lah gua. kadang gua mikir. Mungkin lebih baik gua hanya jadi teman dia. yang bisu saat merindukan dia.
Ah andai gua benaran bisa bareng bareng terus sama dia. andai gua bisa beneran yang ada disamping dia pas dipelaminan nanti. Andai gua bisa jadi ibu dari anak anaknya nanti. Andai gua bisa mendampingi dia sampe tua nanti. Andai gua bisa manggil dia dengan sebutan “sayang”. Andai gua bisa jadi makmum dia. andai nanti gua bisa benerin dasi dia setiap pagi sebelum dia berangkat ke kantor. Andai nanti gua yang selalu dijadikan dia alasan nya untuk pulang kerumah. Andai nanti gua yang selalu dijadikan nya tempat untuk bermanja manja. Andai nanti nama belakang anak anak gua ada nama dia. andai nanti gua bisa selalu nyemangatin dia setiap hari. Andai nanti gua yang selalu mencium tangan nya sesuka hati gua. andai nanti gua yang selalu dicium keningnya setiap hari. Andai gua bisa selalu ngelihat senyum nya setiap detik setiap menit setiap jam setiap hari di satu atap yang sama. Sama dia. iya sama dia. Ah Andai semua andai andai itu beneran terjadi. Mungkin gua bakalan ngerasa jadi cewek yang paling beruntung. Beruntung bukan karena gua bisa hidup sama dia yang banyak kelebihan nya. Tapi gua beruntung bisa hidup dan bisa selalu nasehatin dia ketika dia salah. Gua beruntung karena bisa jadi pelengkap semua kekurangan dia. iya gua beruntung  jika nanti bisa hidup bareng dia dalam ikatan yang sah. Amin ya robal alamin.

                                                                                                                                Untuk dia.
                                                                                                                                                                                                                                                                Yang selalu ada setiap gua menatap indahnya alam semesta.

COWOK PENGENDARA SCOOPY



COWOK PENGENDARA SCOOPY.

Gaes kali ini gua bakal nyeritain si COWOK PENGENDARA  SCOOPY.
SIAPA SIH COWOK PENGENDARA SCOOPY?
                Cowok pengendara scoopy itu gaes dia itu baik banget gaes sama gua, saking baik nya dia, gua jadi suka salah mengartikan kebaikan nya dia gaes hohoho. Padahal mungkin dia itu emang tipe orang yang baik sama orang kali ya gaes. Gua nya aja yang suka kegeeran. Tapi gimana gua enggak kegeeran gaes. Orang dia aja suka memperlakukan gua kayak pacar nya, iya kaya pacar nya gaes. Nih ya gaes, dia itu pernah  gandeng gandeng tangan gua, sambil keliling kelas, terus biang ke temen temen kelas “eh gua lagi pacaran dong” sambil megangin tangan gua kenceng banget gaes. ya gua tau itu mah Cuma bercanda gaes. Manalah ada cowok se perfect dia jadian sama cewek kayak gua hohoho. Gua aja suka minder kalau lagi deket sama dia. Makanya gua suka ngejauh gitu gaes kalau dia mau ngedeket ke arah gua.
                Nah bukan Cuma itu doang gaes. waktu acara perpisahan ke jogja. Waktu perjalanan dimalem hari, gua nyamperin dia yang duduk sendirian. Pas gua dateng, dia kayak seneg banget  gitu gaes. dia langsung senderan ke bahu gua gaes. sambil megang tangan gua, tapi langsung gua lepasin gaes. sementara kepalanya dia masih nempel dibahu gua. entah lah gaes hati gua rasanya kaya bom atom yang mau meledak gaes. pokoknya dag dig dug jer lah gaes.
                Tapi gaes, gua bingung sama perasaan gua. iya sama perasaan gua yang gak suka kalau dia ketawa sama cewek lain.  Perasaan gua yang gak suka kalau dia Seneng seneng sama cewek lain. Perasaan gua yang gak suka kalau dia Main sama cewek lain. Pernah nih ya gaes, lagi lagi ini waktu perjalanan di jogja. Dan dia duduk disamping gua gaes, kali ini dia sibuk sama tablet nya gaes, entahlah apa yang dia lakuin gaes. sampe pada akhirnya gua ngelirik ke arah tablet dia. Dan engggg inggg enggg  gaees, ternyata dia lagi chattingan sama cewek. Terus isinya tuh, dia bakalan ketemuan dibogor. aahhhfttttt banget lah pokoknya mah. Terus gua sok tegar gitu gaes, gua nge-cieeinnn dia gitu, padahal mah hati gua udah kaya lemari yang dimakanin rayap gaes, rapuh gitu deh gaes.
                 nih ya gaes lu bayangain, orang yang lu senengin lagi ada disamping lu, dan dia senyum senyum TAPI BUKAN KARENA ELU, iya bukan karena lu gaes, tapi karena cewek yang lagi chattingan sama dia, nyheeeeshheeeeggg banget kan ya. Iya nyesek banget.
                Terus abis gua nge-ciein dia tadi, gua langsung ngadep kejendela gaes, sambil meratapi nasib, sambil ngeliatin permandangan jogja wkwk berasa bikin video klip lagu galau gaes hohoho. Dan abis itu gaes, gua gak mau sedikit pun nengok ke arah dia lagi, biarin deh pegel leher gua, ketimbang nanti SAKITNYA TUH DISINI *nunjuk hati* mendingan SAKITNYA TUH DISINI deh gaes *nunjukleher* wkwk.
Ah begitu lah gaes, kalo jadi pengagum rahasia ya gitu deh, berjuang sendirian ya sakit sendirian dengggg. Tapi gaes si pengaggum rahasia pasti hatinya udah pada kuat gaes, ibarat nya mah, hatinya udah sering di asah gaes wkwk udah kayak pisau gitu denggg.
Udah dulu deh gaes, peluk cium buat kalian si pengagum rahasia wkwk.